Resensi Novel Perang Kusamba
Identitas Buku
Judul
Buku : Perang Kusumba
Nama
Pengarang : Djoko Dwinanto
Penerbit : PT.Balai pustaka
Tahun
Terbit : 2007
Kota
Terbit : Jakarta
Sinopsis Novel Perang Kusamba
Dewa Agung Sakti seorang raja yang memerintahkan
kerajaan Klungkung termasuk Kusamba, Bali. Pusat pemerintahan yang dipimpinnya
berkedudukan di Ibu Kota Kerajaan yaitu di Klungkung. Dan Pusat perekonomian
terletak di Pelabuhan Kusamba. Kerajaan Klungkung berdagangkelapa, minyak
kelapa, kulit, dendeng sapi, kopi, beras,dan garam melalui pelabuhan Kusamba.
Namun, kerajaan-kerajaan lain Kusamba mengimpor cand, terasi, besi, dan gambir.
Belanda memang sudah lama mengincar bumi Bali, terutama Kusamba yang merupakan
pelabuhan yang sangat ramai dan letaknya yang strategis menjadi dambaan
pedagang-pedagang Belanda. Sering kali Belanda mencoba mendekati raja-raja di
Bali untuk meminta pelabuhan Kusamba dengan cara yang halus, tapi semuanya
hanya sia-sia saja. Raja Klungkung menyadari bahwa pelabuhan Kusamba adalah
sumber kehidupan dan kemakmuran rakyat Klungkung. Maka dari itu ia harus tetap
mempertahankan negerinya itu.
Dewa
Agung Sakti semakin bertambah tua dan sakit-sakitan, ia pun memerintahkan
anaknya Dewa Agung Putra untuk memimpin kerajaan Klungkung menggantikan ayahnya
itu. Tanpa berpikir panjang Dewa Agung Putra bersedia menggantikan kedudukan
ayahnya itu kelak. Dewa Agung Sakti berpesan kepada Senopati agar upacara penobatan
Dewa Agung Putra segera dilaksanakan dan berita gembira itu harus segara
diumumkan ke seluruh pelosok negeri. Setelah mengucapkan pesan itu, Dewa Agung
Sakti pun menghembuskan nafas untuk terakhir kalinyadengan tenang. Seluruh
rakyat kerajaan Klungkung terisak tagis atas kepergian Dewa Agung Sakti.Dewa
Agung Putra dilantik menjadi Raja dihadapan ayahnya yang sudah terbujur kaku.Rakyatnya
merasa senang dengan perunatan itu karena mereka yakin bahwa Dewa Agung Putra
sudah pasti mampu menggantikan kedudukan ayahnya. Dewa Agung Putra seorang yang
sangat Cerdas dan pandai memerintah dengan arif bijaksana. Dengan Ilmu berperan
ia dapat diharapkan mampu melindungi rakyat nya dan juga kerajaan dari musuh.
Setelah
beberapa tahun memimpin kerajaan, Dewa Agung Putra memiliki rencana untuk
memindahkan pusat pemerintahan dari Klungkung ke Kusamba. Tujuannya,untuk
menyelamatkan pelabuhan kusambah yang semakin hari semakin ramai. Rencana itu
disetujui oleh semua orang didalam kerajaan, namun ada saja yang tidak setuju. Senopati
khawatir pertahanan musuh akan jauh lebih kuat dari pada kekuaatan kerajaan
Klungkung. Namun ternyata,dibalik kebimbangan itu ad satu keuntungan yang
dilupakan, yaitu Goa Lawah dapat untuk dijadikan pertahanan pelabuhan Kusamba. Hari
itu juga diputuskan bahwa pusat pemerintahan dipindah di pusambah dan mereka
memperkuat tentara yang dipusatkan di Goa Lawah, deat kusambah. Setelah
penetapan itu kehidupan dan kegiatan kota pelabuhan berubah, hubungan dagang
dan pemerintahan ditingkatkan dengan kota pelabuhan dari kerajaan lain.
Kekuasaan Dewa Agung Putra semakin lama semakin kuat, perdagangan semakin ramai
dan kehidupan rakyat seakan jauh meningkat. Sebagian besar penduduk Klungkung
sebagai petani banyknya penduduk yang
beralih menjadi pedang, tetapi Dewa Agung Putra tetap peduli terhadap
pertanian. Dewa Agung Putra menyadari bahwa negrinya sewaktu-waktu akan
diserang musuh, maka ia tidak perna melalaikan pembinaan tentaranya.
Dewa
Agung pun menikah dengan permaisuri yang sanngat cantik dan ia berharap
mendapat seorang putra yang nanti akan menggantikannya sebagai Raja. Namun
permaisuri melahirkan seorang putri. Berbagai usaha telah dilakukan untuk
memperoleh keturunan laki-laki. Semua rakyat juga ikut mendoakan, tetapi garis
kehidupan Dewa Agung Putra telah ditentukan oleh Dewata Agunng, maka seoran
putrid satu-satunyalah keturunannya itu. Dewa Agung Putra kemudian putus asa,
dan dia pun pasrah. Lalu anaknya itu diberi nama Dewa Agung Istri Kania, yang
semakin lama semakin maenjadi remaja yang cantik dan lincah sejak kecil sang
Putri mendapat didikan budi pekerti dan tata cara memerintah oleh ayahandanya.
Karena, ia di persiapkan untuk menggantikan kedudukan ayahandanya menjadi Ratu
di Klungkung kelak. Saang Patih mengajarkan ilmu keprajuritan, kepada Dewa
Agung istri Kania atas perintah Dewa Agung Putra. Beberapa tahu kemudian Dewa
Agung Istri Kania sudah benar-benar menjadi wanita dewasa yang siap
menggantikan Ayahandanya menjadi RAtu di Klungkung.
Suatu
ketika Dewa Agung Putra marah kepada Gusti Maderai dan Mads Lange penduduk asli
Bali dikarenakan mereka telah menerima senjata bedil daroi Belanda. Setelah
kejadian ini Dewa Agung Putra marah dan ia tidak ingin kejadian peristiwa itu
terulang kembali. Karena kali ini bukan tentara inggris yang mengancam kerjaan
Klungkung, tetapi tentara Belanda. Yang di takutkan mereka memliki senjata yang
bedil dan meriang sedangkan tentara Bali hanya menggunakan tombak dan keris
saja. Mau tak mau Dewa Agung Putra harus membeli bedil dan Gustina Madarai dan
Mads Lange dengan harga murah. Dewa Agung Putra sangat senang dengan usaha
Gusti Maderai dan Mads Lange untuk membantu rakyat Klungkung menghancurkan
musuh. Semua kerajaan di Bali bersatu padu untuk melawan tentara Belanda.
Atas
perintah Dewa Agung Putra Gusti Maderai dan temannya melabuhkan perahunya di
Pelabuhan Kusamba untuk menurunkan senjata dan barang-barang lainnya. Dewa
Agung Putra semakin percaya dan terpengarh oleh kedua pedagang yang cerdik itu,
mereka semakin dipercaya di Kerajaan Klungkung dan berani berkeliaran di Kota.
Rakyat sangat perihatin dengan keadaan itu. Dewa Agung Istri Kania mendapat berbagai
keluhan dari rakyatnya tentang kedua pedagang itu. Ia pun semakin tidak suka
dengan keduanya, Dewa agung Istri Kania selalu mencoba untuk memperingatkan
ayahnya namun ia tidak ingin ayahnnya mengetahui karena ayahnya sedang
sakit-sakitan ,dan ia tidak mau menentang ayahnya, jika iyah menetang ayahnya
yang dikhwatirkan ayahnya akan kaget dan marah dan juga penyakitnya akan
bertambah parah jika mengetahui semuanya.
Suatu
hari Dewa Agung Putra mengumpulkan seluruh punggawa kerajaan di Balairung,untuk
membicarakan masalah Gusti Maderai dan Mads Lange. Dewa Agung Istri Kania melihat keduanya dengan pandangan
tajam dan penuh kecurigaan. Semua bertanya-tanya apa tujuan mereka berdua di
kerajaan Klungkung ini. Namun,alas an mereka untuk memenuhi kepentingan Bangsa
Bali. Karena mereka menyadari untuk berselisih dengan karya Bali tidak ada
untungnya. Semua orang semangkin diliputi dengan tanda tanyak, Dewa Agung Istri
Kurnia menaruh curiga terhadap keduanya,dan kepada keduanya dan tidak
mempercayai pengakuan mereka.Gusti Made Raid diperintah oleh Dewa Agung Putra
untuk melakukan pekerjaan dengan suatu Imbalan Belanda di Perbolehkan Membuka
kantor perwakilan dagang di Kusumba dengan tujuan agar persahabatan dengan
rakyat Kusumbah semakin erat. Menengar semua ini Dewa Agung Putra tidak setuju
dan menantang, karena Belanda akan bebas memata-matai kerajaan.
Dewa
Agung Istri Karnia mengancam ayahandanya, jika ayahhandanya tetap menerima
kesepakatan itu, maka ia tidak akan mau menjadi Ratu di Klungkung. Seketika
Dewa Agunng Putra terdiam dan membubarkan pertemuan tanpa memberikan keputusan.
Dewa
Agung Putra memindahkan Ibu Koka ke Klungung kembali saat Dewa Agung Istri
Kania menjadi Ratu di Kusumba. Tujuannya untuk lebih meningkatkan pertahanan
karena semangkin tampak bahwa Belanda semakin tidak sabar lagi. Sang Ratu slanda
Melalu berusaha meningkatkan hubungan dan persekutuan dengan Raja-raja di Pulau
Bali. Karena, sering terjadi perselisihan dan saat kraton gelgel runtuh Bali
pun pecah belah menjadi Sembilan kerajaan kecil, yakni Buleleng,Klungkung,
Karang Asem,Mengwi,Bagli,Gianyar,Tabanan,Bandung,dan Payangan, kesembilan
kerajaan ini hidup dalam suasana damai, hanya kadang terjadi perselisihan.
Mereka bersatu untuk melawan Belanda yang ingin menguasai pulau Bali. Sejak
ancaman Belanda Dewa Agung Istri Kurnia mengumpulkan Raja-raja dan untuk
mempersiapkan perang.
Terdamparnya
perahu milik Belanda di pantai Beleleng membuat Belanda marah. Tanggal 13 April
1846, Belanda menggepur Buleleng.Hanya Raja Karang Asem yang membantu Raja
Buleleng dalam perperanagn itu, maka tanggal 05 Juli 1846, BUleleng jatuh.
Kurang puas dengan jatuhnya Belelng Belanda meminta agar Raja Beleng menyerahkan Putih Gusti Katut
Jelantik. Setelah pertempuran di Beleleng terjadi lagi pertempuran
besar-besaran antara gabungan Kerajaan Bali melawan Belanda.
Kemenangan
atas Bulelang tidak memuaskan Bealanda. Mereka juga ingin menguasai Goa Lawh.
Saat sejak itu di Goa Lawah sedang bangun benteng pertahanan. Dewa agung Istri
Kania mersa sedih karena sahabat-sahabatnya menyerah kepada Belanda. Setelah
menguasai Karangasem, Belanda terus bergerak menyerang Kusumba. Mendengar hal
itu Ratu Klungkung segera meninggalkan istana menuju benteng Goa Lawah dan
menempatkan tentang di Goa Lawah. Dalam pertempuran banyak prajurit Klungkung
tewas. Namun Dewa agung Istri Kania merasa sangat gembira bahwa Jendral Belanda
telah tewas pada saat itu juga. Setelah kematian Jendral Michiels pihak Belanda
tidak terima dan mengancam Dewa Agung Istri Kania untuk menyerah kepada
Belanda. Pihak Belanda mengirip surat kepada Ratu Klungkung untuk melakukan
perjanjian itu. Pada 13 Juli 1849 ratu Klungkung menandatangani perjanjian itu.
Semua rakyat sangat teriris hatinya atas semua yang terjadi. Karena memang
mereka tidak bias berbuat apa-apa,
Dengan
menyerah nya Ratu Klungkung tetapi pihak Belanda tidak semuanya merasa telah
selesai, karena ia berfikir Dewa Agunng Istri Karnia hanya terpaksa melakukan
penandatanganan itu. Namun semuanya telah dikuasai oleh Belanda dan perang
Kusumba telah selesai. Tetapi DewaAgug Istri Karnia dan Raja lainnya menaruh
dendam yang mendalam kepada pihak Belanda. Dendam ituakan dilekaskan di perang
pada tanggal 28 April 1908.
Unsur Insrinsik Novel
Tema
Direbutnya
pelabuhan Kusumba di Klungkung, Bali, dari tangan Dewa Agung Istri Kania, yang
di akui sebagai keturunan bali penerus dinasti kopakisan dari Raja Gelgel. Dewa
Agung Istri Kania seorang wanita yang gagah berani memimpin perang Kusamba dan
mengobarkan semangat untuk melawan Belanda yang ingin menguasai bumi Bali.
Tokoh
1. Dewa
Agung Sakti
2. Dewa
Agung Putra
3. Dewa
Agung Istri Kania
4. Dewa
Agung Ketut Agung
5. Jendral
Michiels
Penokohan
1. Dewa
Agung Sakti
Bijaksana
“ Umumnya berita ini keseluruhannya
negeri. Undanglah seluh rakyat agar menghadiri upacara penobatan putraku ini ”.
2.
Dewa Agung Putra
Bijaksana
“Di pelabuhan Kusumba yang semakin lama semakin
ramai, banyak penduduk Klungkung yang bertani beralih menjadi pedagang. Tetapi
demi kian tidak membuat Dewa Agung Putra meninggalkan penduduk yang bertani, ia
tetap memperhatikan pertaniannya “.
Bertanggung jawab
“ Menyadari bahwa negrinya sewaktu-waktu akan
diserang oleh pasukan Belanda yang terus-menerus berusaha menguasai Pulau Bali
melalui Bandar Kusumba sebagai pintu gerbangnya, maka Dewa Agung Putra juga
tidak perna melalaikan pembinaan tentaranya “.
3.
Dewa Agung Istri
Kania
Cerdas
“ Ia sudah
memiliki pengetahuan dan ilmu tentang pemerintahan “.
Bertanggung
Jawab
“ Ratu yang
masih muda ini selalu berusaha meningkatkan hubungan dan persekutuan dengan
raja-raja lain yang ada di pulau Bali “.
Pintar
“ Selain itu ia pun sudah mampu menguasai ilmu
keprajuritan. Memang ia bukan seorang yang ahli dalam memainkan senjata-senjata
untuk berperang, namun segala ilmu dan teori telah benar-benar dikuasainya “.
Bijaksana
“ Kita memang
sudah siap, tetapi bagaimana dengan kerajaan-kerajaan lainnya “.
Memimpin
“
Ratu segera membuat rencana tandingan. Ia juga langsung memecah
pasukannya menjadi tiga bagian, masing-masing untuk mempertahankan daerah yang
diperkirakan akan menjadi pintu penyerbuan pasukan-pasukan Belanda “.
4. Dewa
Agung Ketut Agung
Pantang
menyerah
“ Ia usianya masih muda, namun pemikirannya masih
bersih dan tajam. Dan tidak mau menyerah untuk mengusir bangsa kulit putih “.
5. Jendral
Michiels
Teguh
pendirian
“ Jendral Michiels yang melihat Ratu Klungkung ini
tetap berpegang pada pendiriann ya lalu memutuskan untuk bergerak “.
Latar
1. Di
Pelabuhan Kusamba
“ Suatu
pelabuhan yang ramai dan strategis yang di kunjungi perahu-perahu dagang ”.
2.
Di Perairan Buleleng
“ Pada suatu
hari, entah disengaja atau tidak, ada sebuah perahu milik pedagang Belanda yang
tedampar di Pantai Buleleng ”.
3.
Di Goa Lawah
“ Saat itu
dilakukan pembangunan benteng Goa Lawah dengan tujuan untuk dijadikan
pertahanan Rakyat Klungkung agar belanda tidak mudah menyerang ”.
Alur
Alur yang digunakan dalam novel ini alur maju,
dimana novel menceritakan tentang bertambah majunya kehidupan di Kerajaan
Klungkung dan demikian pula Belanda sangat ingin menguasai atau memiliki
Kerajaan Klungkung serta Pulau Bali.
Sudut pandang
Sudut
pandang yang digunakan dalam novel ini adalah orang ketiga karena menggunakan
nama panggilan.
“Dewa Agung Sakti memanggil anaknya Dewa
Agung Putra dan memberitahukan bahwa Dewa Agung Putra sudah dapat menggantikan
ayhandanya memerintah kerajaan.”
Gaya bahasa
Gaya
bahasa yang digunakan dalam novel ini adalah bahasa Indonesia, tetapi terkadang
menggunakan bahasa Daerah Bali pada saat mereka berbicara dalam Istana dan
dengan warga asli Bali.
Amanat
1. Kita
sebagai generasi harus memiliki sikap berani dan pantang menyerah dalam hal
apapun untuk yang benar.
2. Kita
harus menghadapi segala sesuatu dengan hati yang iklas dan penuh keberanian.
3. Kita
perlu meneladani sikap para pahlawan yang telah berjuang mempertahankan Pulau
Bali terutama sikap Dewa Agung Istri Kania.
Nilai Ekstrinsik Novel
1. Nilai
agama :
“ Aku akan mati dengan tenang apabila anakku
satu-satunya ini sudah menjadi Raja dan dapat memerintah dengan adil dan
bijaksana”.
2. Nilai
budaya :
“ Umumkanlah berita ini keseluruh Negeri. Undanglah
seluruh rakyat agar menghadiri upacara penobatan putraku itu”.
3.
Nilai pendidikan :
“ Rakyat merasa seang dengan penobatan ini karena
mereka tahu bahwa Dewa Agung Putra pasti mampu menggantikan kedudukan
Ayahandanya. Raja Muda ini sangat cerdas dan pandai memerintah dengan arif
bijaksana”.
4.
Nilai Ekonomi :
“ Pelabuhan kusamba merupakan sebuah pelabuhan ramai
dan strategis selalu menjadi dambaan Belanda dan sudah lama mereka
mengincarnya. Terlebih-lebih Raja Klungkung yang merasa bahwa Pelabuhan kusamba
itu menjadi sumber penghidupan dan kemakmuran rakyat Klunkung.”
5.
Nilai Sosial :
“ Setelah meninggalnya Jendral Michiels pihak
Belanda sangat marah terutama Lektol Swieten. Ia merasa dendam dan ingin
menggempur Ibu kota Klungkung, dengan itu ia menulis surat untuk Dewa Agung
Istri Kania bahwa Kerajaan Klungkung harus menyerah kepada Belanda”.
Keunggulan Novel
1. Novel
ini mengajarkan kita untuk meniru sosok Dewa Agung Istri Kania yang berani
dalam memimpin.
2. Ceritanya
menarik dan sangat menginspirasi.
3. Kata-katanya
mudah dimengerti dan tidak berbelit-belit.
4. Perwatakan
para tokoh dapat terlihat jelas sesuai dengan yang digambarkan sesuai isi
ceritanya.
5.
Alur ceritanya
mudah untuk dimengerti, karena alur dalam cerita terus menerus menceritakan
tentang perkembangan pulau bali.
Kelemahan Novel
1. Terkadang
terdapat kalimat yang sulit dipahami.
2. Novel
ini menceritakan secara detail dan membuat pembaca j
Kesimpulan
Novel ini menceritakan tentang
perjuangan Kerajaan-kerajaan dan Peperangan di Pulau Bali. Seta bagaimana
perjuangan keras Dewa Putra Istri Kania yang mempertahankan Bumi Bali terutama
Kerajaan Klungkung dan Pelabuhan Kusamba yang merupakan kehidupan dan
kemakmuran bagi Rakyat Klungkung. Dengan semangat dan penuh tanggung jawab ia
mempertahankannya dari Belanda yang ingin menguasai Bumi Bali.