Rabu, 30 November 2016

Resensi Novel Perang Kusamba



 Resensi Novel Perang Kusamba
Identitas Buku
Judul Buku                  : Perang Kusumba
Nama Pengarang         : Djoko Dwinanto
Penerbit                       : PT.Balai pustaka
Tahun Terbit                : 2007
Kota Terbit                  : Jakarta
           
Sinopsis Novel Perang Kusamba
Dewa  Agung Sakti seorang raja yang memerintahkan kerajaan Klungkung termasuk Kusamba, Bali. Pusat pemerintahan yang dipimpinnya berkedudukan di Ibu Kota Kerajaan yaitu di Klungkung. Dan Pusat perekonomian terletak di Pelabuhan Kusamba. Kerajaan Klungkung berdagangkelapa, minyak kelapa, kulit, dendeng sapi, kopi, beras,dan garam melalui pelabuhan Kusamba. Namun, kerajaan-kerajaan lain Kusamba mengimpor cand, terasi, besi, dan gambir. Belanda memang sudah lama mengincar bumi Bali, terutama Kusamba yang merupakan pelabuhan yang sangat ramai dan letaknya yang strategis menjadi dambaan pedagang-pedagang Belanda. Sering kali Belanda mencoba mendekati raja-raja di Bali untuk meminta pelabuhan Kusamba dengan cara yang halus, tapi semuanya hanya sia-sia saja. Raja Klungkung menyadari bahwa pelabuhan Kusamba adalah sumber kehidupan dan kemakmuran rakyat Klungkung. Maka dari itu ia harus tetap mempertahankan  negerinya itu.
Dewa Agung Sakti semakin bertambah tua dan sakit-sakitan, ia pun memerintahkan anaknya Dewa Agung Putra untuk memimpin kerajaan Klungkung menggantikan ayahnya itu. Tanpa berpikir panjang Dewa Agung Putra bersedia menggantikan kedudukan ayahnya itu kelak. Dewa Agung Sakti berpesan kepada Senopati agar upacara penobatan Dewa Agung Putra segera dilaksanakan dan berita gembira itu harus segara diumumkan ke seluruh pelosok negeri. Setelah mengucapkan pesan itu, Dewa Agung Sakti pun menghembuskan nafas untuk terakhir kalinyadengan tenang. Seluruh rakyat kerajaan Klungkung terisak tagis atas kepergian Dewa Agung Sakti.Dewa Agung Putra dilantik menjadi Raja dihadapan ayahnya yang sudah terbujur kaku.Rakyatnya merasa senang dengan perunatan itu karena mereka yakin bahwa Dewa Agung Putra sudah pasti mampu menggantikan kedudukan ayahnya. Dewa Agung Putra seorang yang sangat Cerdas dan pandai memerintah dengan arif bijaksana. Dengan Ilmu berperan ia dapat diharapkan mampu melindungi rakyat nya dan juga kerajaan dari musuh.
Setelah beberapa tahun memimpin kerajaan, Dewa Agung Putra memiliki rencana untuk memindahkan pusat pemerintahan dari Klungkung ke Kusamba. Tujuannya,untuk menyelamatkan pelabuhan kusambah yang semakin hari semakin ramai. Rencana itu disetujui oleh semua orang didalam kerajaan, namun ada saja yang tidak setuju. Senopati khawatir pertahanan musuh akan jauh lebih kuat dari pada kekuaatan kerajaan Klungkung. Namun ternyata,dibalik kebimbangan itu ad satu keuntungan yang dilupakan, yaitu Goa Lawah dapat untuk dijadikan pertahanan pelabuhan Kusamba. Hari itu juga diputuskan bahwa pusat pemerintahan dipindah di pusambah dan mereka memperkuat tentara yang dipusatkan di Goa Lawah, deat kusambah. Setelah penetapan itu kehidupan dan kegiatan kota pelabuhan berubah, hubungan dagang dan pemerintahan ditingkatkan dengan kota pelabuhan dari kerajaan lain. Kekuasaan Dewa Agung Putra semakin lama semakin kuat, perdagangan semakin ramai dan kehidupan rakyat seakan jauh meningkat. Sebagian besar penduduk Klungkung sebagai petani  banyknya penduduk yang beralih menjadi pedang, tetapi Dewa Agung Putra tetap peduli terhadap pertanian. Dewa Agung Putra menyadari bahwa negrinya sewaktu-waktu akan diserang musuh, maka ia tidak perna melalaikan pembinaan tentaranya.
Dewa Agung pun menikah dengan permaisuri yang sanngat cantik dan ia berharap mendapat seorang putra yang nanti akan menggantikannya sebagai Raja. Namun permaisuri melahirkan seorang putri. Berbagai usaha telah dilakukan untuk memperoleh keturunan laki-laki. Semua rakyat juga ikut mendoakan, tetapi garis kehidupan Dewa Agung Putra telah ditentukan oleh Dewata Agunng, maka seoran putrid satu-satunyalah keturunannya itu. Dewa Agung Putra kemudian putus asa, dan dia pun pasrah. Lalu anaknya itu diberi nama Dewa Agung Istri Kania, yang semakin lama semakin maenjadi remaja yang cantik dan lincah sejak kecil sang Putri mendapat didikan budi pekerti dan tata cara memerintah oleh ayahandanya. Karena, ia di persiapkan untuk menggantikan kedudukan ayahandanya menjadi Ratu di Klungkung kelak. Saang Patih mengajarkan ilmu keprajuritan, kepada Dewa Agung istri Kania atas perintah Dewa Agung Putra. Beberapa tahu kemudian Dewa Agung Istri Kania sudah benar-benar menjadi wanita dewasa yang siap menggantikan Ayahandanya menjadi RAtu di Klungkung.
Suatu ketika Dewa Agung Putra marah kepada Gusti Maderai dan Mads Lange penduduk asli Bali dikarenakan mereka telah menerima senjata bedil daroi Belanda. Setelah kejadian ini Dewa Agung Putra marah dan ia tidak ingin kejadian peristiwa itu terulang kembali. Karena kali ini bukan tentara inggris yang mengancam kerjaan Klungkung, tetapi tentara Belanda. Yang di takutkan mereka memliki senjata yang bedil dan meriang sedangkan tentara Bali hanya menggunakan tombak dan keris saja. Mau tak mau Dewa Agung Putra harus membeli bedil dan Gustina Madarai dan Mads Lange dengan harga murah. Dewa Agung Putra sangat senang dengan usaha Gusti Maderai dan Mads Lange untuk membantu rakyat Klungkung menghancurkan musuh. Semua kerajaan di Bali bersatu padu untuk melawan tentara Belanda.
Atas perintah Dewa Agung Putra Gusti Maderai dan temannya melabuhkan perahunya di Pelabuhan Kusamba untuk menurunkan senjata dan barang-barang lainnya. Dewa Agung Putra semakin percaya dan terpengarh oleh kedua pedagang yang cerdik itu, mereka semakin dipercaya di Kerajaan Klungkung dan berani berkeliaran di Kota. Rakyat sangat perihatin dengan keadaan itu. Dewa Agung Istri Kania mendapat berbagai keluhan dari rakyatnya tentang kedua pedagang itu. Ia pun semakin tidak suka dengan keduanya, Dewa agung Istri Kania selalu mencoba untuk memperingatkan ayahnya namun ia tidak ingin ayahnnya mengetahui karena ayahnya sedang sakit-sakitan ,dan ia tidak mau menentang ayahnya, jika iyah menetang ayahnya yang dikhwatirkan ayahnya akan kaget dan marah dan juga penyakitnya akan bertambah parah jika mengetahui semuanya.
Suatu hari Dewa Agung Putra mengumpulkan seluruh punggawa kerajaan di Balairung,untuk membicarakan masalah Gusti Maderai dan Mads Lange. Dewa Agung  Istri Kania melihat keduanya dengan pandangan tajam dan penuh kecurigaan. Semua bertanya-tanya apa tujuan mereka berdua di kerajaan Klungkung ini. Namun,alas an mereka untuk memenuhi kepentingan Bangsa Bali. Karena mereka menyadari untuk berselisih dengan karya Bali tidak ada untungnya. Semua orang semangkin diliputi dengan tanda tanyak, Dewa Agung Istri Kurnia menaruh curiga terhadap keduanya,dan kepada keduanya dan tidak mempercayai pengakuan mereka.Gusti Made Raid diperintah oleh Dewa Agung Putra untuk melakukan pekerjaan dengan suatu Imbalan Belanda di Perbolehkan Membuka kantor perwakilan dagang di Kusumba dengan tujuan agar persahabatan dengan rakyat Kusumbah semakin erat. Menengar semua ini Dewa Agung Putra tidak setuju dan menantang, karena Belanda akan bebas memata-matai kerajaan.
Dewa Agung Istri Karnia mengancam ayahandanya, jika ayahhandanya tetap menerima kesepakatan itu, maka ia tidak akan mau menjadi Ratu di Klungkung. Seketika Dewa Agunng Putra terdiam dan membubarkan pertemuan tanpa memberikan keputusan.
Dewa Agung Putra memindahkan Ibu Koka ke Klungung kembali saat Dewa Agung Istri Kania menjadi Ratu di Kusumba. Tujuannya untuk lebih meningkatkan pertahanan karena semangkin tampak bahwa Belanda semakin tidak sabar lagi. Sang Ratu slanda Melalu berusaha meningkatkan hubungan dan persekutuan dengan Raja-raja di Pulau Bali. Karena, sering terjadi perselisihan dan saat kraton gelgel runtuh Bali pun pecah belah menjadi Sembilan kerajaan kecil, yakni Buleleng,Klungkung, Karang Asem,Mengwi,Bagli,Gianyar,Tabanan,Bandung,dan Payangan, kesembilan kerajaan ini hidup dalam suasana damai, hanya kadang terjadi perselisihan. Mereka bersatu untuk melawan Belanda yang ingin menguasai pulau Bali. Sejak ancaman Belanda Dewa Agung Istri Kurnia mengumpulkan Raja-raja dan untuk mempersiapkan perang.
Terdamparnya perahu milik Belanda di pantai Beleleng membuat Belanda marah. Tanggal 13 April 1846, Belanda menggepur Buleleng.Hanya Raja Karang Asem yang membantu Raja Buleleng dalam perperanagn itu, maka tanggal 05 Juli 1846, BUleleng jatuh. Kurang puas dengan jatuhnya Belelng Belanda meminta agar Raja  Beleng menyerahkan Putih Gusti Katut Jelantik. Setelah pertempuran di Beleleng terjadi lagi pertempuran besar-besaran antara gabungan Kerajaan Bali melawan Belanda.
Kemenangan atas Bulelang tidak memuaskan Bealanda. Mereka juga ingin menguasai Goa Lawh. Saat sejak itu di Goa Lawah sedang bangun benteng pertahanan. Dewa agung Istri Kania mersa sedih karena sahabat-sahabatnya menyerah kepada Belanda. Setelah menguasai Karangasem, Belanda terus bergerak menyerang Kusumba. Mendengar hal itu Ratu Klungkung segera meninggalkan istana menuju benteng Goa Lawah dan menempatkan tentang di Goa Lawah. Dalam pertempuran banyak prajurit Klungkung tewas. Namun Dewa agung Istri Kania merasa sangat gembira bahwa Jendral Belanda telah tewas pada saat itu juga. Setelah kematian Jendral Michiels pihak Belanda tidak terima dan mengancam Dewa Agung Istri Kania untuk menyerah kepada Belanda. Pihak Belanda mengirip surat kepada Ratu Klungkung untuk melakukan perjanjian itu. Pada 13 Juli 1849 ratu Klungkung menandatangani perjanjian itu. Semua rakyat sangat teriris hatinya atas semua yang terjadi. Karena memang mereka tidak bias berbuat apa-apa,
Dengan menyerah nya Ratu Klungkung tetapi pihak Belanda tidak semuanya merasa telah selesai, karena ia berfikir Dewa Agunng Istri Karnia hanya terpaksa melakukan penandatanganan itu. Namun semuanya telah dikuasai oleh Belanda dan perang Kusumba telah selesai. Tetapi DewaAgug Istri Karnia dan Raja lainnya menaruh dendam yang mendalam kepada pihak Belanda. Dendam ituakan dilekaskan di perang pada tanggal 28 April 1908.

Unsur Insrinsik Novel
Tema 
Direbutnya pelabuhan Kusumba di Klungkung, Bali, dari tangan Dewa Agung Istri Kania, yang di akui sebagai keturunan bali penerus dinasti kopakisan dari Raja Gelgel. Dewa Agung Istri Kania seorang wanita yang gagah berani memimpin perang Kusamba dan mengobarkan semangat untuk melawan Belanda yang ingin menguasai bumi Bali.                   
Tokoh
1.      Dewa Agung Sakti
2.      Dewa Agung Putra
3.      Dewa Agung Istri Kania
4.      Dewa Agung Ketut Agung
5.      Jendral Michiels
Penokohan
1.      Dewa Agung Sakti                

Bijaksana
“ Umumnya berita ini keseluruhannya negeri. Undanglah seluh rakyat agar menghadiri upacara penobatan putraku ini ”.

2.      Dewa Agung Putra    
Bijaksana
“Di pelabuhan Kusumba yang semakin lama semakin ramai, banyak penduduk Klungkung yang bertani beralih menjadi pedagang. Tetapi demi kian tidak membuat Dewa Agung Putra meninggalkan penduduk yang bertani, ia tetap memperhatikan pertaniannya “.

 Bertanggung jawab
“ Menyadari bahwa negrinya sewaktu-waktu akan diserang oleh pasukan Belanda yang terus-menerus berusaha menguasai Pulau Bali melalui Bandar Kusumba sebagai pintu gerbangnya, maka Dewa Agung Putra juga tidak perna melalaikan pembinaan tentaranya “.

3.      Dewa Agung Istri Kania        
Cerdas
  Ia sudah memiliki pengetahuan dan ilmu tentang pemerintahan “.

Bertanggung Jawab
  Ratu yang masih muda ini selalu berusaha meningkatkan hubungan dan persekutuan dengan raja-raja lain yang ada di pulau Bali “.

Pintar
“ Selain itu ia pun sudah mampu menguasai ilmu keprajuritan. Memang ia bukan seorang yang ahli dalam memainkan senjata-senjata untuk berperang, namun segala ilmu dan teori telah benar-benar dikuasainya “.

Bijaksana

  Kita memang sudah siap, tetapi bagaimana dengan kerajaan-kerajaan lainnya “.

Memimpin
  Ratu segera membuat rencana tandingan. Ia juga langsung memecah pasukannya menjadi tiga bagian, masing-masing untuk mempertahankan daerah yang diperkirakan akan menjadi pintu penyerbuan pasukan-pasukan Belanda “.

4.      Dewa Agung Ketut Agung
Pantang menyerah
“ Ia usianya masih muda, namun pemikirannya masih bersih dan tajam. Dan tidak mau menyerah untuk mengusir bangsa kulit putih “.

5.      Jendral Michiels
Teguh pendirian
“ Jendral Michiels yang melihat Ratu Klungkung ini tetap berpegang pada pendiriann ya lalu memutuskan untuk bergerak “.

Latar
1.      Di Pelabuhan Kusamba

“ Suatu pelabuhan yang ramai dan strategis yang di kunjungi perahu-perahu dagang ”.

2.      Di Perairan Buleleng

“ Pada suatu hari, entah disengaja atau tidak, ada sebuah perahu milik pedagang Belanda yang tedampar di Pantai Buleleng ”.

3.      Di Goa Lawah

“ Saat itu dilakukan pembangunan benteng Goa Lawah dengan tujuan untuk dijadikan pertahanan Rakyat Klungkung agar belanda tidak mudah menyerang ”.
Alur
 Alur yang digunakan dalam novel ini alur maju, dimana novel menceritakan tentang bertambah majunya kehidupan di Kerajaan Klungkung dan demikian pula Belanda sangat ingin menguasai atau memiliki Kerajaan Klungkung serta Pulau Bali.
Sudut pandang
Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini adalah orang ketiga karena menggunakan nama panggilan.
“Dewa Agung Sakti memanggil anaknya Dewa Agung Putra dan memberitahukan bahwa Dewa Agung Putra sudah dapat menggantikan ayhandanya memerintah kerajaan.”
Gaya bahasa
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel ini adalah bahasa Indonesia, tetapi terkadang menggunakan bahasa Daerah Bali pada saat mereka berbicara dalam Istana dan dengan warga asli Bali.
Amanat
1.      Kita sebagai generasi harus memiliki sikap berani dan pantang menyerah dalam hal apapun untuk yang benar.
2.      Kita harus menghadapi segala sesuatu dengan hati yang iklas dan penuh keberanian.
3.      Kita perlu meneladani sikap para pahlawan yang telah berjuang mempertahankan Pulau Bali terutama sikap Dewa Agung Istri Kania.
     Nilai Ekstrinsik Novel       
1.      Nilai agama :
“ Aku akan mati dengan tenang apabila anakku satu-satunya ini sudah menjadi Raja dan dapat memerintah dengan adil dan bijaksana”.

2.      Nilai budaya :
“ Umumkanlah berita ini keseluruh Negeri. Undanglah seluruh rakyat agar menghadiri upacara penobatan putraku itu”.

3.      Nilai pendidikan :
                                              
“ Rakyat merasa seang dengan penobatan ini karena mereka tahu bahwa Dewa Agung Putra pasti mampu menggantikan kedudukan Ayahandanya. Raja Muda ini sangat cerdas dan pandai memerintah dengan arif bijaksana”.

4.      Nilai Ekonomi :

“ Pelabuhan kusamba merupakan sebuah pelabuhan ramai dan strategis selalu menjadi dambaan Belanda dan sudah lama mereka mengincarnya. Terlebih-lebih Raja Klungkung yang merasa bahwa Pelabuhan kusamba itu menjadi sumber penghidupan dan kemakmuran rakyat Klunkung.”

5.      Nilai Sosial :

“ Setelah meninggalnya Jendral Michiels pihak Belanda sangat marah terutama Lektol Swieten. Ia merasa dendam dan ingin menggempur Ibu kota Klungkung, dengan itu ia menulis surat untuk Dewa Agung Istri Kania bahwa Kerajaan Klungkung harus menyerah kepada Belanda”.
Keunggulan Novel
1.      Novel ini mengajarkan kita untuk meniru sosok Dewa Agung Istri Kania yang berani dalam memimpin.
2.      Ceritanya menarik dan sangat menginspirasi.
3.      Kata-katanya mudah dimengerti dan tidak berbelit-belit.
4.      Perwatakan para tokoh dapat terlihat jelas sesuai dengan yang digambarkan sesuai isi ceritanya.
5.      Alur ceritanya mudah untuk dimengerti, karena alur dalam cerita terus menerus menceritakan tentang perkembangan pulau bali.
Kelemahan Novel
1.      Terkadang terdapat kalimat yang sulit dipahami.
2.      Novel ini menceritakan secara detail dan membuat pembaca j
Kesimpulan
Novel ini menceritakan tentang perjuangan Kerajaan-kerajaan dan Peperangan di Pulau Bali. Seta bagaimana perjuangan keras Dewa Putra Istri Kania yang mempertahankan Bumi Bali terutama Kerajaan Klungkung dan Pelabuhan Kusamba yang merupakan kehidupan dan kemakmuran bagi Rakyat Klungkung. Dengan semangat dan penuh tanggung jawab ia mempertahankannya dari Belanda yang ingin menguasai Bumi Bali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar